Berapa lama jangka waktu KPR yang ideal?



Memilikirumah dengan cara KPR merupakan jalan pintas yang dipilih oleh banyak orang. Kenaikan harga rumah tidak sebanding dengan kenaikan gaji, membuat sebagian orang tidak bisa membelinya dengan tunai. Alhasil banyak yang mengatasinya dengan menggunakan cicilan KPR.

Menurut data dari Bank Indonesia (BI), sekitar 74,31% pembeli properti menggunakan fasilitas KPR ini, dan sisanya melakukan pembayaran dengan metode lain. Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa program ini sangat membantu masyarakat untuk segera memiliki rumah idaman.

Dalam mengajukan KPR ada banyak syarat yang harus dipenuhi, selain itu hal lain yang harus diperhatikan adalah jangka waktu atau tenor KPR. Berapa lama jangka waktu KPR yang ideal?
Namanya juga kredit, pastinya akan ada skema cicilan yang berkaitan dengan kemampuan bayar, angsuran, serta tenor kredit. Nah bicara tenor, umumnya ada beberapa pilihan tenor atau jangka waktu pelunasan rumah yang ditawarkan. Mulai dari 5 tahun hingga 25 tahun (rata-rata konsumen memilih 15 tahun).

Tapi jangan asal menentukan jangka waktu KPR, Anda harus mempertimbangkan beberapa hal berikut agar tidak menjadi beban di kemudian hari.


1. Usia
Berapa usia Anda saat ini? Semakin muda usia, maka Anda bisa mengambil jangka waktu KPR yang lebih panjang. Umumnya, bank menetapkan usia maksimal mulai dari 55 hingga 65 tahun. Jadi, jika mengajukan KPR di usia 40 tahun mengambil jangka waktu KPR hingga 20 tahun, besar kemungkinan pengajuan KPR Anda akan ditolak. 

2. Pekerjaan

a. Jangka waktu lama (lebih dari 15 tahun)         
Jangka waktu KPR yang lama artinya cicilan yang ringan hingga lunas. Tenor ini bisa dipilih kalau kita sudah mantap bekerja di suatu perusahaan yang kuat atau menjadi pegawai negeri sipil ataupun karyawan BUMN. Karena seiring dengan waktu, gaji kita tentunya bertambah sebagai pegawai. Sedangkan cicilan tetap ringan.

b. Jangka waktu pendek (kurang dari 15 tahun)
Tenor yang pendek bisa dipilih mereka yang lebih dari sekadar berkecukupan seperti Artis. Sebab cicilan per bulan bakal memberatkan jika gajinya minim.
Misalnya cicilan selama 5 tahun Rp 4 juta per bulan. Kalau pemasukannya Rp 6 juta, Anda bisa kelimpungan. Belum lagi jika suku bunga meningkat karena ekonomi nasional merosot. Umumnya bank menerapkan bunga tetap selama 1 tahun cicilan. Setelah itu, suku bunga mengikuti perkembangan pasar. 

Jangka waktu KPR pendek juga bisa diambil mereka yang berniat investasi rumah atau kondisinya memaksa untuk pindah-pindah rumah, misalnya kerja sesuai dengan dinas. Rumah yang sudah lunas lebih mudah untuk dijual.
Daripada di tengah jalan harus oper kredit lantaran tenor belum kelar. Pengurusannya akan lebih memakan waktu, biaya, dan tenaga.

3. Uang Muka atau Down Payment (DP)
Jika Anda membayar DP besar, maka jumlah cicilan pun semakin kecil dan jika Anda membayar DP kecil, jumlah cicilan pun besar. Jadi, pastikan Anda membayar DP semaksimal mungkin untuk meringankan beban cicilan ke depannya. Ada beberapa pengembang yang menawarkan uang muka sistem cicilan. Jika mampu membayarnya, hal ini juga bisa dijadikan pilihan.

4. Utang-utang Lain
Jika masih memiliki cicilan lain, sebaiknya lunasi dulu utang-utang tersebut sebelum memutuskan membeli rumah dengan KPR. Ini perlu diwaspadai daripada nantinya Anda terbebani.

Komentar

Postingan Populer